Belajar dari "The Superman Return"

By Malia Azizah - 2:13 AM

Dear parents, om, tante, nenek, bibi, mbok, atau siapapun yang punya anak-anak, pernah merasa kesulitan ngasih makan?
Hampir semua dewasa pernah kesulitan membuat bayi atau anak-anak lahap makannya.
Udah 3 bulan kebelakang, aku hobi banget nonton The Superman Return besutan KBS yang mengisahkan para artis korea mendidik anak-anak mereka. And my favorite part is...of course The triplet! Daehan Minguk Manse.
Bagian ini mengisahkan tiga anak kembar yang mukanya beda-beda jadi memudahkan kita membedakan mereka. Kebayang kalau kembar identik. Ketuker terus kali gue. Back to documenter, bagian yang cukup menarik dan bisa diambil pelajaran itu pas mereka makan.
Setiap pagi, sang bapak, Il Kook, mengajarkan kalau makan harus di meja makan dan setelahnya dibereskan. Pelajaran yang diulang-ulang itu benar-benar jadi kebiasaan buat triplet. Jadi mereka kalau makan udah tau tempat duduknya dimana.
Di Indonesia, cara kasih makan anak-anaknya rata-rata kita yang ikutin kemana anak itu pergi sambil nyuapin dengan dalih mengalihkan perhatian mereka biar mau makan. Apalagi banyak ditemui, para ibu atau pengasuh yang kasih makan anak-anaknya di taman bermain. Kebayang nggak akan kalikiben nanti kalau makannya sambil lari-lari dan main perosotan?
Belum lagi kalau si kecil muntah. Disamping itu, cape juga kan kita harus ngejar-ngejar si kecil untuk nyuapin. Dari documenter ini aku sendiri belajar. Jadi nanti kalau punya anak, kasih mereka makan ya harus di meja makan. Mau susah makan atau gampang makan. Tetep harus di meja makan. Memang, yang paling sulit itu menjalankan komitmennya.
Next yang bisa dipelajari dari documenter The Superman Return, Makanan yang dikasih untuk anak-anak pun kebanyakan bukan makanan cepat saji tapi makanan rumahan yang dibuat sendiri. Hebatnya, ketiga anaknya (Daehan, Minguk,Manse) ga susah buat makan sayuran dan buah. Gak kaya kebanyakan anak-anak di Indonesia pada umumnya. Susah banget kalau dikasih makan sayur dan buah.
Dari kecil, si anak udah dibiasain untuk makan dan mengenal sayur dan buah. Orang tuanya juga sering makan sayur dan buah. Gak heran, anak-anaknya juga gak susah makan sayur dan buah karena lidah si anak terbiasa dengan rasa sayur dan buah juga akibat dari mengcopy apa yang orang tuanya makan. Jadi pak, bu, ayah, bunda, children is like a photocopy machine. Mereka bakal mengcopy apapun yang disekitarnya lakukan terutama orang tua.
Pelajaran selanjutnya dari drama documenter ini adalah "biarkan anak-anak makan sendiri dari usia dini". Kebanyakan dari pengasuh, lebih mudah nyuapin daripada harus beresin makanan yang acak-acak kalau anak makan sendiri. Dengan anak-anak makan sendiri dari usia dini, hal itu bisa melatih motorik mereka ternyata, selain melatih motorik, kesabaran dan fokus pada anak juga ikut terlatih. Bonusnya, anak-anak jadi bisa mandiri. Orang tua mana yang nggak bangga punya anak yang cerdas?.
Selain itu, habis makan biasakan anak-anak untuk membereskan mejanya. Kalau udah usia dua tahun, bisa juga diajak untuk mencuci tempat makannya setelah selesai makan. Hal itu juga bisa sebagai salah satu cara mengenalkan apa itu tanggung jawab.
Well, dari beberapa contoh kebaikan yang patut ditiru dari pola asuh negeri gingseng itu siapapun bisa. Yang penting dan paling penting adalah komit untuk terus merepeat sehingga bisa jadi kebiasaan yang baik.
Gimana moms? Mau dicoba?

  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. nahh ini baru pelajaran , tapi ga dari film korea juga keles ... hahhhaa

    BalasHapus

Please share and comment with positive way.